Syarat kelulusan yang meningkat dibandingkan tahun lalu menjadi
tantangan bagi guru, siswa, sekolah, dan juga orang tua. Belajar saja
tidak cukup. Untuk dapat lulus Ujian Nasional (UN), diperlukan strategi
jitu. Beberapa strategi berikut dapat dilakukan dalam menghadapi UN
2008.
Pertama, pelajari dan kuasai materi dari soal-soal yang
diujikan dalam UN tahun lalu hingga beberapa tahun lalu. Ini penting,
karena dari tahun ke tahun, soal-soal yang diujikan dalam ujian nasional
cenderung merupakan pengulangan dari tahun sebelumnya. Artinya,
soal-soal tersebut berasal dari materi yang sama tetapi mengalami
sedikit modifikasi. Misalnya dalam pelajaran Bahasa Indonesia, tahun
2006 yang lalu menanyatakan amanat yang tekandung dalam petikan cerpen,
pertanyaan yang sama kembali muncul pada tahun 2007 hanya dengan
mengubah petikan cerpennya. Begitu juga materi lain dan pelajaran
lainnya. Pengulangan materi dari tahun ke tahun dalam ujian nasional
bisa mencapai 60-70 %. Bayangkan saja jika siswa menerapkan
strategi ini, berarti mereka sudah dapat menjawab soal ujian hingga 70 %
pula.
Kedua, miliki panduan ujian yang dikeluarkan BNSP melalui
Puspendik, utamanya contoh-contoh soal yang diberikan. Mengapa? Boleh
dikatakan bahwa contoh-contoh soal tersebut merupakan ‘pembocoran’ soal
UN secara halus. Artinya, bentuk soal tersebut akan keluar hanya dengan
sedikit perubahan. Jadi, kalau misalnya di panduan tersebut dicontohkan
15 item soal, kuasailah materi dan cara penyelesainnya. Kelak di UN
siswa akan menyelesaikan dengan mudah dan benar pula 15 item soal. Jika
demikian, nilai 3,0 sudah berada di tangan.
Ketiga, kuasai materi-materi yang yang terdapat dalam
Standar Kompetensi Kelulusan (SKL). Sudah bisa dipastikan bahwa SKL
merupakan acuan utama pembuatan soal UN. Soal-soal yang diujikan tidak
akan melenceng dari SKL tersebut.
Keempat, perbanyak berlatih menyelesaikan prediksi
soal-soal. Dengan seringnya berlatih, siswa akan terbiasa menyelesaikan
soal-soal dengan berbagai variasi. Kelak ketika tiba di ‘pertempuran’
yang sesungguhnya siswa tidak kaget lagi dengan model soal yang ada.
Hal-hal di atas merupakan strategi teknis yang dapat dilakukan.
Namun, demikian strategi untuk hal-hal nonteknis juga tidak kalah
pentingnya. Untuk itu, berikut ini beberapa strategi nonteknis yang
dapat dilakukan.
Pertama, khusus soal bacaan (utamanya dalam Bahasa Indonesia
dan Bahasa Inggris), bacalah terlebih dahulu pertanyaan sebelum membaca
bacaan. Mengapa? Membaca bacaan membutuhkan waktu yang lama dan itu
berarti Anda kehilangan waktu. Selain itu, jika Anda membaca bacaan
terlebih dahulu baru kemudian membaca pertanyaan, bisa jadi Anda akan
kembali mengulang membaca bacaan tersebut untuk kedua kalinya. Berapa
lama waktu Anda terbuang?
Contoh kasus, jika pertanyaan hanya menanyakan ide pokok paragraf
pertama, berarti Anda hanya butuh membaca paragraf pertama. Tidak perlu
membaca bacaan secara keseluruhan karena itu hanya membuang waktu.
Kedua, dahulukan soal yang mudah. Ini strategi yang sudah
umum tetapi sangat penting. Anda tidak bisa berlama-lama membuang
waktu untuk satu item soal yang susah. Selesaikan dulu soal yang mudah
baru kemudian kembali ke soal yang susah. Memperoleh nilai yang tinggi
dalam UN sangat penting, tetapi untuk lulus tidak mesti memperoleh nilai
10. Jadi, soal yang mudah akan membantu Anda lulus.
Ketiga, eleminasi segera jawaban yang Anda pastika salah.
Untuk siswa SMP, terdapat empat pilihan jawaban. Artinya, persentase
kemungkinan benar untuk setiap item soal sebesar 25 %. Tetapi, jika Anda
mengeleminir satu saja pilihan jawaban dengan memastikan pilihan
tersebut salah, maka persentase kebenaran jawaban Anda menjadi 33,3 %.
Bahkan jika Anda mengeleminir dua jawaban, persentase kebenaran Anda
sudah 50 %. Jika sudah seperti ini dan Anda betul-betul tidak bisa
memilih satu diantara dua jawaban yang tersedia, peluang Anda untuk
menjawab benar sudah 50 %. Jadi, ‘tembak’ saja!
Keempat, hati-hati dengan bocoran soal yang sering kali
beredar menjelang UN. Untuk keuntungan pribadi, sering kali orang-orang
yang tidak bertanggung jawab mengedarkan soal yang diklaim sebagai
bocoran soal UN. Padahal, tujuan mereka hanya untuk meraup keuntungan
dengan menjual soal tersebut. Hal ini dapat membuat siswa terlena karena
merasa yakin sudah memperoleh bocoran soal, mereka tidak belajar lagi.
Kelima, hati-hati dengan kunci jawaban palsu. Sama dengan
poin keempat di atas, menjelang UN sering kali beredar kunci jawaban
yang dibuat orang tak bertanggung jawab untuk keuntungan pribadi. Ini
sangat berbahaya! Lebih berbahaya dibandingkan dengan poin empat di
atas. Bayangkan saja, jika kuncil tidak memiliki hubungan dengan
jawaban. Anda sangat mungkin tidak lulus UN.
Selain itu, penting juga menanamkan dalam diri Anda bahwa lulus Ujian
Nasional merupakan target dan tujuan utama. Tetapi, melakukan
kecurangan untuk lulus harus ‘diharamkan’ bagi diri kita. Tidak ada
gunanya menghalalkan segala cara seperti poin empat dan lima di atas.
Ingat! Lulus UN, Yess! Berbuat curang, No!
Semoga strategi ini bisa membantu Anda untuk lulus ujian.
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
0 komentar :
Post a Comment